24 Mei 2010

Call For Paper Forum Riset Perbankan Syariah

Call for Papers BANK INDONESIA
Forum Riset Perbankan Syariah
Menuju Terwujudnya Sistem Perbankan Syariah yang Sehat,
Kuat dan Konsisten dengan Prinsip Syariah

Universitas Sriwijaya, Palembang – 22 Juli 2010

Forum Riset Perbankan Syariah merupakan inisiatif bersama Bank Indonesia dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), bertujuan untuk mendorong minat akademisi, peneliti dan masyarakat secara umum melakukan riset perbankan dan keuangan syariah. Pengembangan perbankan syariah nasional sangat membutuhkan inovasi, gagasan dan pemikiran baru yang aplikatif.   Forum reguler ini diharapkan menjadi sarana untuk membangkitkan minat penelitian aplikatif berbagai kalangan, menjadi forum apresiasi bagi peneliti dan akademisi, serta media pertukaran ide dan menguji konsepsi pemikiran untuk diterapkan dalam rangka memajukan perbankan syariah  nasional.

18 Mei 2010

Sekedar Goresan kegelisahan menyongsong Indonesia bebas RIBA

Berbicara tentang perekonomian, sangat erat kaitannya dengan ketahanan suatu negara.  Jika perekonomian itu berada pada stagnan yang baik, maka bisa dipastikan eksistensi negara tersebut akan stabil.  Namun memasuki zona system perekonomian, tidaklah semudah yang dibayangkan, sangatlah bervariatif dan berkompetisi.

Jejak Pertama, Meniti Jalan Ekonom Rabbani

Kita telah sering sekali merasainya. Ketika kekuatan ruhiyah dan penjagaan aktivitas ruhiyah yang mengantarkan kita kepada kelapangan jiwa. Hanya saja kita, terlebih saya, di tengah-tengah kesibukan yang bertumpuk terlena dan terlalai. Malah biasanya, kesibukan itulah yang menjadi permakluman untuk sedikit mengendurkan aktivitas ruhiyah. Inilah yang sering terkata, little things mean a lot. Hal kecil yang berdampak besar.

17 Mei 2010

Kita Serbu Pasar Riba

Oleh: Emha Ainun Najib

Medan perang keserakahan
seperti ikan dalam air tenggelam
kita kunyah pasar riba
karena gila! selama ini hanya mereka
yang menikmatinya

Kita tak ambil jarak
jangan pandangi langit
jangan rasakan ini dosa dan itu dusta

Bernafas air
makan minum air
darah riba mengalir

Kita serbu pasar riba
menjual diri dan tuhan
membeli hidup yang picisan

Memang kita ini uang recehan
putaran riba politik dan ekomoni
sistem yang membunuh sebelum mati

Siapa itu bertanya siapa kita?
katakan kita pahlawan mereka
ni ayatnya, hadist, dan fiqihnya

Tanya pada tamu kepentingannya apa
mau jabatan apa dan kasih laba berapa
kita pilih siapa saja yang buta setianya.

(1987-2001, dalam Trilogi Doa Mencabut Kutukan, Tarian Rembulan, dan Kenduri Cinta)

Pernyataan Sikap FoSSEI terkait BUNGA Bank

PERNYATAAN SIKAP
FORUM SILATURAHIM STUDI EKONOMI ISLAM
DALAM AKSI SIMPATIK KAMPANYE NASIONAL 2010
“INDONESIA BEBAS RIBA
15 Mei 2010
 
Penyebab krisis keuangan global yang sempat berdampak bagi ekonomi Indonesia adalah praktik riba, maysir, dan gharar sebagai fenomena kapitalisme baik di pasar uang maupun pasar modal. Ekonomi kapitalisme dengan mekanisme bunga tidak memisahkan sektor moneter dan riil sehingga menyebabkan penciptaan bubble economy yang sangat rawan dan menimbulkan krisis. Sedangkan ekonomi Islam tidak memisahkan sektor moneter dan sektor riil dengan mekanisme bagi hasil.
 
Pemerintah diharapkan lebih akomodatif terhadap ekonomi Islam, karena ekonomi Islam memiliki konsep yang unggul dalam mewujudkan kesejahteraan, stabilitas ekonomi dan inflasi. Sementara masyarakat diharapkan mulai menerapkan ekonomi Islam dalam kesehariaan, mulai bertransaksi secara jujur, meninggalkan bunga dan meningkatkan kepedulian terhadap sekitar dalam rangka menciptakan kesejahteraan bersama. Jika Indonesia masih berkiblat kepada ekonomi kapitalisme, maka yakinlah Indonesia pasti akan terancam krisis terus-menerus sepanjang sejarah.
 
Berdasarkan kondisi tersebut, melalui momentum Kampanye Nasional (KAMNAS), Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) yang tersebar di seluruh Indonesia menyatakan sikap:

1.     Mengajak seluruh masyarakat untuk meninggalkan segala jenis transaksi yang menggunakan bunga
2.     Mendesak pemerintah untuk mengembangkan lembaga keuangan yang bebas bunga melalui regulasi dan kebijakan yang memihak
3.    Mengajak seluruh masyarakat untuk bertransaksi secara adil, jujur dan tidak saling merugikan
4. Mengajak seluruh masyarakat untuk peduli terhadap sekitarnya dalam mendukung pengembangan sistem ekonomi berbasis tanpa bunga
5.  Mendesak pemerintah untuk memasukkan ekonomi Islam dalam kurikulum pendidikan nasional, dalam rangka pengembangan sistem ekonomi tanpa bunga
6.   Mendesak pemerintah untuk turut berpartisipasi dalam upaya pengembangan lembaga sosial berbasis ummat
7.     Mencanangkan 13 Mei sebagai HARI BEBAS RIBA
 
Demikian pernyataan sikap kami, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan berkah-Nya kepada kita dan Indonesia Bisa Tanpa Bunga, Allahuakbar! Hidup Ekonom Rabbani!
 
Jakarta, 15 Mei 2010


Presidium Nasional FoSSEI


Rekam Jejak Intelektual Muda Ekonomi Islam

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk” (QS Al-Kahfi : 13)

Jikalau mengenang kembali sejarah perkembangan Ekonomi Islam di Tanah Air, kita tidak akan pernah dapat melepaskan peran mereka, para pemuda yang meneguhkan eksistensinya dengan berjuang mensosialisasikan Ekonomi Islam di balik kelas-kelas kampus, seminar demi seminar, kajian bahkan terjun seperti semut ke masyarakat. Pemuda-pemuda itulah yang kemudian kita sebut mahasiswa, sang inisiator masyarakat rabbani. Mereka yang berbekal semangat dan idealisme menjadi motor yang seolah tidak pernah kehabisan energinya. Bahkan, keterbatasan yang mereka miliki, seolah tidak pernah menjadi penghalang bagi bergeraknya mereka. Tanpa ruang, alam terbuka menjadi tempat yang begitu nyaman. Minus dana bukan menjadi alasan untuk tidak berdiskusi dan bergerak. Sejarah itu bermula dari diskusi-diskusi sederhana, kecil, singkat, dan dengan segala keterbatasannya, hingga tanpa terasa langkah-langkah mengikhtiarkan kontribusi mulai dirintis. Bersamaan dengan itu, mereka senatiasa membawa serta cita-cita yang bisa jadi tidak banyak orang mencita-citakannya.

10 Tahun FoSSEI: Meniti Jalan Ekonom Rabbani


Hari ini, adalah sepuluh tahun pergerakan FoSSEI. Telah banyak catatan yang digoreskan oleh pena perjuangan membubuh dalam sketsa sejarah. Ada catatan-catatan yang menguatkan iman, ketika kita membumikan Islam dalam aktivitas keseharian (baca: ekonomi). Maka kita pun sering kali menemukan konsep indah, bersyukur dan bersabar, dalam ekonomi kita. Sementara, pernahkah engkau mendengar Adam Smith atau J.M. Keynes berbicara tentang keduanya?

Tugas Ekonom Rabbani: Mewujudkan Indonesia Tanpa Riba

Indonesia kini tengah menghadapi masalah serius dalam sistem ekonomi yang diterapkan oleh hampir seluruh rakyatnya. Sistem ekonomi warisan belanda yang masih menggunakan bunga dalam setiap transaksi jual beli maupun hutang-piutang memberikan suatu konsekuensi jangka panjang yang sangat merusak sistem ekonomi secara keseluruhan. Perputaran uang yang menggunakan bunga (riba) dapat menimbulkan inflasi, ketidakstabilan ekonomi, dan peningkatan utang luar negeri diluar batas rasional. Bahkan akibat riba, hutang pemerintah Indonesia kini mencapai 180,7 milliar dollar, karena setiap tahun tingkat bunga yang harus dibayar semakin meningkat. Bukankah bunga yang berlipat ganda dilarang oleh Islam? Apa yang harus dilakukan oleh seorang ekonom rabbani ketika situasi ini semakin tak dapat dihindarkan?