13 April 2010

Mukhoyyam: Simulasi Jalan Dakwah

Meskipun sering mendengar istilah mukhayam, dan usia tarbiyah ana sudah 6 tahun, namun baru pertama kali ini ana ikut mukhayam, sebuah perangkat tarbiyah, yang menurut gambaran ana merupakan uji fisik dan mental, sebentuk simulasi bagaimana perjalanan amal jihad.

Sungguh ketika pertama kali ikut mukhayam ini tidak ada bayangan apapun di pikiran ana nanti bakal ngapain dan sebagainya. Ana juga tidak banyak bertanya disana-sini bakalan ngapain. Sungguh tidak ada yang istimewa di perasaan ana beberapa hari sebelum mukhayam. Ana hanya berpikir, ini perangkat tarbiyah yang wajib dilaksanakan dalam sebuah jamaah. Itu saja. Tidak ada yang istimewa. Entah karena sibuk atau lalai, persiapan bisa dibilang jauh dari ideal, apalagi persiapan fisik. Jauh dari standar.

Subhanallah, meskipun sudah bertahun-tahun di SMA, di kampus sering ikut acara-acara kerohanian, aktif di keorganisasian lembaga dakwah, jadi anggota struktur dakwah. Namun, baru kali ini ana bener-bener tersadar dan merasakan dengan nyata. Slogan bahwa ’jalan ini kan penuh onak dan duri’ begitu terasa disini. Slogan ’jalan ini, jalan panjang’, begitu terasa disini. Bukan normatif omongan belaka. Ketika dihadapkan kondisi, meskipun hanya 3 hari, dihadapkan pada kondisi sulit dan harus bertahan dalam kondisi yang sangat tidak menyenangkan, jauh dari rasa nyaman. Juga dalam kondisi harus bersabar ketika memikul beban, punggung terasa pedih, ingin beristirahat, ingin berhenti, tetapi harus dilawan dengan kesabaran dan keteguhan.

Tetap bertahan dan bersiapsiagalah, bait lagu (yang lagi2 baru ana dengar) terus terngiang sampai sekarang. Ya, ini akan menjadi sebuah kata2 yang kuat untuk meneguhkan kembali komitmen-komitmen kita di jalan yang sudah secara sadar kita putuskan untuk terus berada di dalamnya hingga akhir hayat.

Mukhayam. Mungkin hanya simulasi kecil dibanding kenyataan medan amal yang sebenar-benarnya, di medan juang dan jihad yang sebenar-benarnya. Tetapi, cukup bagi ana bahwa ini menjadi potret. Ya, hanya simulasi, tetapi cukup memberikan nuansa tarbiyah dalam meneguhkan kembali niat dan komitmen kita di jalan ini.

Apakah kita akan merindukan kembali mukhayam karena ibroh dan hikmahnya yang sangat kaya? Ataukah yang sangat tidak kita tunggu, karena bikin capek dan bengkak di kaki?

Wallahualambishawab

Tangguh Rahmat G

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang mau berpendapat?