23 April 2010

Mukhoyam: Tumbuhkan Semangat Baru

oleh: Abdul Azis Darji

Semula mukhoyam menjadi ”momok” menakutkan yang terlintas dalam lintasan pikiran, ini lantaran ketika disebut mukhoyam yang tergambar adalah: outbont yang banyak menguras tenaga, longmach, tidur dihutan, makan yang apa adanya, lebih-lebih kali ini mukhoyam diadakannya bertepatan dengan musim hujan, menambah rasa takut dan kekhawatiran yang menyelimuti relung hati.

Sesuai ketentuannya, untuk menghadapai mukhoyam diperlukan persiapan yang matang, baik fisik, mental bahkan finansial. Ini dilakukan supaya mukhoyam bisa dilakukan secara maksimal dan membuahkan hasil yang sempurna dalam rangka proses tarbiyah. Untuk mengarahkan kesana, olahraga pun kian dijadwalkan, mencari informasi supaya mendapatkan gambaran yang utuh tentang pelaksanannya, serta persiapan finansial.

Alhamdulillah dengan persiapan yang maksimal, mukhoyam yang tadinya terkesan berat menjadi ringan, mukhoyam dalam waktu empat hari, terasa menyenangkan, syarat dengan tuansa jihadiyah dan ukhuwah, menanamkan rasa percaya diri bisa menjalankan segala amanah dan lebih dari itu, menumbuhkna rasa dhoih dan lemah dihadapan Allah swt ketika menyaksian ciptaannya yang terbentang luas baik daratan dan lautan.

Terlepas dari itu semua, mukhoyam kali ini menyisakan pelajaran berharga yang tidak bisa digantikan dengan sarana tarbiyah lainnya, diantara pelajaran itu adalah:

Penempaan Ukhuwah antar ikhwah
Rasa ini bisa dirasakan pada saat longmach dalam waktu + 13 jam, panitia mengintruksikan bahwa apapun yang terjadi dengan kelompok, maka merekalah yang bertanggung jawab, masing-masing kelompok sampai tujuan dengan kondisi lengkap personelnya dan sikap tidak menjadi beban bagi orang lain. Disinilah ukhuwah kita diuji, rasa lelah, capek, lapar dan haus menjadi faktor ukuhuwah semakin memudah, sehingga yang terlihat masing-masing mementingkan diri sendirinya untuk sampai ke tujuan, sehingga yang terjadi hampir tidak ada kelompok yang sampai tujuan dengan jumlah yang lengkap, sekali lagi disinilah ukhuwah kita diuji.

Sikap suratul istijabah (respon terhadap segala perintah)
Bunyi peluit panjang tiga kali menggema, tanda semua peserta mukhoyam berkumpul, apapun kondisi yang sedang kita alamai, kita tinggalkan, tidak peduli urusan pribadi ataupun kelompok, semua berhamburan kesumber suara. Ada yang tepat sesuai hitungan dan ada yang terlambat dan akibatkan harus menerima hukuman. Simulasi kecil ini mengisyaratkan kita untuk bersiap siaga dalam segala kundisi menerima panggilan dakwah, dengan senang maupun terpaksa, resiko apapun yang kan diterima, karena pada hakekatnya kita sudah berbaiat untuk taat kepada Allah dalam menjalankan amanah dakwah.

Sarana Disiplin Diri
Selama empat hari kita mempunyai ragam kegiatan yang akan dilalui, dari menit kemenit, jam ke jam bahkan hari demi hari, sehingga tidak waktu yang terbuang dengan sia-sia. Inilah konsep kedisiplinan diri, yang senantiasa mengisi hari –hari dengan penuh aktifitas yang bermakna. Simulasi ini pula yang mengarakan betapa pentingnya waktu yang kita miliki, seyogyanya kedisipilnan diri seperti ini tidak hanya saat mukhoyam saja, tetapi dimanapun dan kapan pun kita berada.

Berbekal yang cukup
Lamanya perjalanan yang akan ditembuh, jumlah makanan yang akan dibutuhkan, membuat kita mempersiapkan segalanya. Baik berupa makanan, minuman sampai tempat tidur, kalau dalam waktu empat hari saja kita sudah menyiapkan sedemikian rupa, maka ini juga mengingatkan kita akan perjalan akherat yang jauh lebih banyak membutuhkan perbekalan, kalau mukhoyam yang kita hadapi kegiatan adalah kegiatan, tetapi diakherat kelak kita akan menghadap Allah swt, Sang pencipta kita, Pencipta panitia penyelenggara bahkan Pencipta semua makhluq dimuka bumi ini. Tentunya kita membutuhkan banyak perbekalan dan sebaik-baik bekal adalah iman dan taqwa.

Tadrib jihadi
Terlepas dari lintasan hikmah diatas, ada satu hikmah yang penting dari mukhoyam, yakni latihan jihad dan perperang dijalan Allah Swt, karena ladang yang menantang menjadikan kita siap baik secara fisik maupun mental, ketika kapan pun panggilan suci itu datang untuk kita.

Alhikamatu dholatul mukmin,  hikmah adalah milik umat islam yang hilang, dimanapun kami temukan maka ambil,  mungkin ungkapan ini lah yang sesuai, lintasan hikmah yang ada dalam mukhoyam semoga menjadikan kita semua menjadi hamba-Nya senantiasa dekat dengan-Nya, dan siap mengemban amanah dimanapun kita ditempatkan. Allahu A’lam bish-showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang mau berpendapat?