Surga Orang Miskin
Judul : The Power of Miskin
Penulis : Rahmat HM dan Farizal Al-Boncelli
Penerbit : Diva Press Yogyakarta
Tahun Terbit : Agustus 2010
Banyak orang mengidentikan kemiskinan dengan penderitaan. Berbagai tekanan hidup dan beban mental memang kadang selalu menyapa orang-orang miskin. Namun, sejatinya tidak semua penderitaan tertuju pada kemiskinan. Karena orang kaya pun dapat merasakan penderitaan. Kekayaan bukan salah satu jalan menggapai surga-Nya. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh Rahmat HM, penulis dalam buku ini. Kumpulan hikmah dan catatan refleksi yang terangkum dalam buku ini, menyingkap secara detail sisi-sisi kemiskinan yang kadang kita pandang sebelah mata. Buku ini ditulis langsung oleh penulis yang sempat bermain peran dalam episode kemiskinan. Hal inilah yang membuat buku ini hidup, karena dia berbagi pengalaman yang dapat diambil hikmah berdasarkan ajaran Nabi Muhammad saw..
Penulis lain dalam buku ini pun yaitu Farizal Al-Boncelli, yang merupakan aktivis perjuangan ekonomi Islam yang tergabung dalam FoSSEI (Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam), menambah hidup buku penuh makna ini. Dari 23 refleksi kemiskinan yang ada dalam buku ini, akan dibahas satu refleksi yang sayang jika anda lewatkan yaitu “Surganya Orang Miskin”. Refleksi tersebut dibuka dengan sebuah hadits Nabi yang menyebutkan bahwa kebanyakan penghuni surga itu adalah orang-orang miskin, dan kebanyakan penghuni neraka itu orang-orang kaya. Bab ini tidak bertujuan untuk mendeskriditkan orang kaya, namun dalam bab ini penulis menyampaikan bahwa orang miskin pun mempunyai harapan yang besar. Pencarian nafkah halal yang sulit dan penuh dengan kesengsaraanlah yang justru disenangi Allah swt., sehingga menjadi perbedaan antara orang kaya dan orang miskin. Dan terkadang justru kekayaanlah yang dapat menjerumuskan pemiliknya pada kesengsaraan yang abadi yaitu neraka.
Oleh karena itu orang miskin jangan berputus asa dengan keadaan, terus berikhtiar dan berdoa sehingga menggapai kemenangan abadi yaitu mencapai surga-Nya. Refleksi-refleksi lain dalam buku ini pun tak kalah menyimpan hikmah. Seperti Membangun Kemandirian, Mengapa Takut Miskin, Kemiskinan Ali bin Abi Thalib dan Belajar Kesederhanaan dari Mus'ab bin Umair. Sehingga buku ini layak untuk dibaca siapapun, baik yang merasa kaya atau miskin. Seperti kutipan dari pengantar dalam buku ini bahwa “Jika Anda orang kaya maka bacalah buku ini. Semoga Anda teringat bahwa harta kekayaan Anda bisa menjadi penghambat besar jalan ke surga. Jika Anda orang miskin maka bacalah buku ini. Semoga Anda jadi teringat bahwa orang miskin pun punya peluang yang besar untuk menggapai surga. Surganya Orang Miskin.” (Ika. R)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada yang mau berpendapat?