Peningkatan, merupakan suatu hal yang diinginkan manusia. Peningkatan kualitas hidup, peningkatan penghasilan atau peningkatan dalam bidang apapun. Dan kadang, kalau kita mengalami penurunan pasti kita akan terkenang dengan masa-masa peningkatan kita yang dulu. Begitu pun amal. Selayaknya kita, bukan hanya memikirkan peningkatan dalam hal materi keduniaan. Akan tetapi yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan amal-amal ibadah kita.
Mungkin bisa jadi dulu kita tak pernah bolong untuk sholat tahajjud, tidak pernah lupa untuk shaum senin-kamis. Atau barangkali hafalan kita sudah hampir 10 juz. Namun sekarang hal-hal tersebut malah menurun. Jangankan tahajjud, shubuh pun sering kesiangan. Atau mungkin hafalan-hafalan kita yang secara perlahan-lahan 'mengundurkan diri'dari ingatan.
Hal tersebut dapat terjadi bisa jadi oleh kekonsistenan kita yang perlahan menghilang. Azzam kita untuk meningkatkan amaliyah ibadah menjadi terpecah dengan keinginan kita terhadap peningkatan yang lain. Atau boleh jadi karena pengaruh orang lain yang sangat menginspirasi kita, tapi ternyata ia pun mundur dari konsistensi.
Sudah selayaknya kita merindukan dan menyesal terhadap kondisi kita saat ini. Ketika kita stagnasi atau bahkan penurunan dalam amal, dakwah dan ibadah. Kita tentunya merindukan saat-saat dimana kita giat dalam dakwah, senantiasa mengamalkan segala sunnahnya, tahajjud, shaum sunnah atau sekedar infaq rutin di masjid.
Sehingga, marilah kita merenung sejenak.. prestasi amal apa yang telah kita torehkan dan menjadi kebanggaan kita. Menjadi kebanggaan ketika Allah menanyakan amalan unggulan kita. Dan, marilah kita tingkatkan amalan tersebut menuju grafik vertikal yang positif dan terus meningkat dari hari ke hari.
Mungkin bisa jadi dulu kita tak pernah bolong untuk sholat tahajjud, tidak pernah lupa untuk shaum senin-kamis. Atau barangkali hafalan kita sudah hampir 10 juz. Namun sekarang hal-hal tersebut malah menurun. Jangankan tahajjud, shubuh pun sering kesiangan. Atau mungkin hafalan-hafalan kita yang secara perlahan-lahan 'mengundurkan diri'dari ingatan.
Hal tersebut dapat terjadi bisa jadi oleh kekonsistenan kita yang perlahan menghilang. Azzam kita untuk meningkatkan amaliyah ibadah menjadi terpecah dengan keinginan kita terhadap peningkatan yang lain. Atau boleh jadi karena pengaruh orang lain yang sangat menginspirasi kita, tapi ternyata ia pun mundur dari konsistensi.
Sudah selayaknya kita merindukan dan menyesal terhadap kondisi kita saat ini. Ketika kita stagnasi atau bahkan penurunan dalam amal, dakwah dan ibadah. Kita tentunya merindukan saat-saat dimana kita giat dalam dakwah, senantiasa mengamalkan segala sunnahnya, tahajjud, shaum sunnah atau sekedar infaq rutin di masjid.
Sehingga, marilah kita merenung sejenak.. prestasi amal apa yang telah kita torehkan dan menjadi kebanggaan kita. Menjadi kebanggaan ketika Allah menanyakan amalan unggulan kita. Dan, marilah kita tingkatkan amalan tersebut menuju grafik vertikal yang positif dan terus meningkat dari hari ke hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Ada yang mau berpendapat?