26 Maret 2011

Puisi gak Jelas

‎'Serenade' Kitaro malam ini mengalun begitu indah dari biasanya... dalam temaram sepi rembulan yang malu-malu bersembunyi di balik awan hitam... berpadu dengan dzikir sang jangkrik mengigil kedinginan selepas sore tadi diguyur hujan lebat... Instrumental alam berpadu dengan mahakarya modern... syahdu, menawan dan mempesona...


andai mimpi itu seperti layaknya DVD yang dapat direntalkan... kan ku sewa mimpi terindah yang mengalahkan kisah Leonardo DIcaprio dalam 'Romeo & Juliet'nya. Atau adegan mesra AJ yang dipeluk sang kekasih selepas menyelamatkan dunia dalam 'Armageddon....' Indahnya...


Ketika ia harus kembali, maka kembalilah.. Biar setia diriku menantimu, sehari, seminggu, sebulan, setahun bahkan sampai beratus-ratus tahun... kan ku tetap menantimu... indah, merekah sampai tiada seorang pun yang berani menyentuhmu... ia begitu putih, seolah tanpa cacat... anggun dan mewangi...


Andai mimpi itu seperti layaknya bunga yang dapat dipetik. Kan kupetik mimpi terindah, yang keindahannya tiada dapat tertandingi meski ia dalam kubangan yang hitam... mewangi sepanjang hari, meski ia berada dalam lumpur yang pekat.. hingga roh-roh ini dapat menggenggamnya, walau ia tertusuk durinya yang tajam...


ku ingin terbang.. menuju angkasa tertinggi di langit ke tujuh lalu tenggelam ke dasar samudra Atlantik yang dalam, berjalan menyusuri padang Sahara yang tandus, melikuk-likuk di terpaan badai Tornado, kemudian jatuh bangun melintasi aral bebukitan Himalaya.. berdiam diantara dinginnya benua Atlantik... hingga ku berdiri di sini.. menantimu yang tak kunjung hadir membelah sang petir dengan peluh-peluh sisa keringatnya... berjalan dan terus berjalan...


Biarlah yang berceloteh terus berceloteh.. laksana burung-burung hijrah yang lama tak jumpa. Mereka menyusuri gelapnya malam, teriknya mentari hanya untuk satu tujuan... hidup sejahtera...!


dan.... Biarkanlah Ia mengikis kita dari kerak-kerak kemunafikan, menggantinya dengan debu-debu keistiqomahan. Biarkan Ia memisahkan kita dari mereka-mereka yang pragmatis dan mencari kesenangan sesaat, menggantinya dengan saudara-saudara terbaik sahabat dikala susah dan senang. Melalui semedi panjang tanpa rasa bosan, apalagi mengeluh. Karenanya kita butuh bekal, yaitu ketaqwaan yang istiqomah.


Semoga kesetiaan tetap setia menemani jalan-jalan dalam perjalanan. Kesetiaan pada jalan iman dan taqwa, kesetiaan pada keteduhan hati yang bersih. Semoga ia tak terkotori oleh noktah-noktah busuk atau sekedar tersentuh kebiadaban nafsu. Tapi ia harus suci sesuci-sucinya. Karena ia adalah hadiah terindah dan terbesar yang akan kita berikan. Dan hanya itulah yang dapat menyelamatkan kita dari kesengsaraan abadi. Semoga....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang mau berpendapat?