01 Maret 2011

Zaman yang Edan

Beberapa waktu yang lalu orang tua (ayah mertua) saya menerima dua selembar surat bahwa beliau memenangkan undian hadiah Kijang Inova keluaran terbaru dari sebuah produk kopi. Surat tersebut dilampiri dengan keterangan kepolisian yang menyatakan bahwa undian ini legal, tentunya tidak lupa tercantum tanda tangan plus foto dari kepala kepolisian, direktur beserta komisaris perusahaan yang dimaksud. Menarik dan meyakinkan terlebih bagi mereka yang tengah membutuhkan uang.

langsung saya orang tua saya segera menghubungi kami (saya dan istri) untuk mengecek kebenarannya. Mungkin karena kami yang sudah lulus sarjana faham dengan prosedural dan tata cara untuk mencairkan undian seperti ini. Haha... tanpa fikir panjang saya  sudah bisa menyimpulkan bahwa undian ini palsu. Pertama bisa dilihat dari cara memberikannya yang hanya diletakkan dipagar rumah dengan berbungkus plastik obat. Kedua, hasil tinta print surat tersebut mudah luntur jika terlihat air. Ketiga, nomor telepon dan alamatnya tidak sesuai, alamatnya di Jakarta Selatan sedangkan kode awal nomor teleponnya Jakarta Barat. Keempat, dalam surat tersebut si pemenang diminta untuk mentransfer sejumlah uang untuk mengurus BPKB, dll. 

Namun, orang tua saya tidak begitu saja percaya. Beliau masih saja menyimpan surat itu. Hmm.. untuk lebih meyakinkan saya buka internet via HP, saya searching tentang undian tersebut dan ternyata benar. Banyak blog dan berita yang menyatakan bahwa undian tersebut dan undian-undian serupa lainnya adalah palsu. Saya tunjukkan ke orang tua, baru beliau percaya. Lantas surat tersebut pun langsung dirobeknya.

Hmm.. Memang zaman sekarang sudah edan. Berbagai cara banyak dilakukan orang untuk mendapatkan uang. Salah satunya dengan menipu. Cara-caranya pun sangat unik, seperti cerita di atas. Hal tersebut efektif dilakukan terlebih bagi si korban yang tingkat pendidikannya rendah dan mudah saja percaya dengan iming-iming hadiah. Bagitulah.. Zaman memang sudah edan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang mau berpendapat?