22 April 2011

Liberalisme di Indonesia

Mukadimah
Isu tentang Islam liberal sering disalahpahami. Seolah-olah isu ini dikaitkan dengan JIL (Jaringan Islam Liberal). Kelompok JIL muncul pada tahun 2001. Sejak itulah umat Islam gempar dengan isu-isu yang disebarkan JIL melalui berbagai media.  Gerakan JIL memang terlihat sangat agresif. Mereka punya situs yang aktif, punya radio 68H yang direlay oleh ratusan radio di daerah. Ada lebih dari 60 koran yang bekerja sama dengan mereka.
Karena banyak kalangan umat Islam yang terpaku pada kelompok JIL saja. 

Maka ketika JIL sudah tidak terlalu aktif lagi kita pun menyangka bahwa gerakan liberal juga sudah berkurang dan berhenti. Padahal JIL itu hanyalah satu dari ratusan bahkan mungkin ribuan pengasong ide-ide liberal di Indonesia. Jadi JIL itu hanya asongan. Dia pengecer. Ada liberalisasi yang lebih serius yaitu liberalisasi di tingkat distributor.

Nah, distributor ini yang paling penting untuk dicermati. Meskipun para pengecer juga penting. Karena mereka yang ada dipinggir-pinggir jalan, nulis di koran-koran, muncul di media, nulis buku, yang seperti inilah yang mudah berinteraksi dengan masyarakat.

Latar Belakang Munculnya Gerakan Liberal

Apa sebenarnya yang dimaksud liberal? Kenapa bisa ada istilah Islam Liberal? Islam Liberal itu sebenarnya foto kopi. Saya mengatakan foto kopi karena mengambil dari istilah “Yahudi Liberal”. Kurang pas, sebenarnya, jika “liberal” ditempelkan pada Islam. Sebab Islam itu tidak bisa ditambahkan embel-embel lagi di belakangnya. Kalau Islam ditambahkan embel-embel di belakangnya, maka akan mengurangi kesempurnaan Islam itu sendiri. Misalnya ada istilah Islam Moderat, Islam Inklusif, Islam Pluralis, Islam Rasional, dsb. Istilah tambahan itu akan mereduksi nilai-nilai dari Islam yang sudah sempurna.

Istilah “Islam Liberal” pertama kali dipopulerkan oleh seorang profesor dari Chicago, ia orang Yahudi, namanya Prof. Leonard Bailerd. Profesor pakar politik ini menggunakan istilah Islam Liberal karena mengikuti istilah Liberal Yudaism yang sudah ada sebelumnya.

Gerakan liberal di kalangan Yahudi memang berkembang lebih dulu pada abad 19 di Jerman. Salah satu tokohnya Abraham Kaiger. Dia menulis buku berjudul “What it Borrow Muhammad From Yudaism” (Apa yang Muhammad Pinjam dari Yahudi). Kaiger ini merupakan tokoh Yahudi Liberal yang terkenal waktu itu.

Jadi kalau mau tahu apa sich sebenarnya ide Islam Liberal, maka lihat saja bagaimana Yahudi Liberal. Dari Yahudi Liberal inilah kemudian di kopi ke dalam ide Islam Liberal. Sebelum masuk ke dalam Islam, ide Yahudi Liberal ini sebenarnya telah lebih dahulu dikopi oleh Kristen Liberal.

Kenapa Mereka Ingin Meliberalkan Agamanya?

Sebetulnya sederhana sekali cara berpikirnya. Setelah barat Eropa masuk ke jaman modern, yaitu jaman renaisance, maka mereka kemudian menyingkirkan agama dalam kehidupan mereka. Mereka trauma. Sejarah Eropa itu adalah sejarah trauma terhadap campur  tangan agama terhadap kehidupan.

Kalau kita pernah dengar bagaimana Paus itu punya kekuasaan yang sangat besar di Eropa. Seluruh aspek kehidupan mereka kuasai. Maka politik mereka disebut theokrasi. Theo itu tuhan, kratos itu kekuasaan. Politik Kekuasaan Tuhan. Kenapa mereka bilang sistem politik di eropa kekuasaan Tuhan/theokrasi? Karena kekuasaan itu disahkan oleh wakil Tuhan, yaitu para pendeta dan paus.

Jadi kalau kita memahami ajaran katolik, paus itu punya sifat infeliblity, ma’sum. Paus itu tidak pernah salah. Ketika mereka berkuasa, ternyata yang terjadi di masyarakat tidak seperti itu. Ternyata Paus pernah berbuat salah. Bahkan kemudian banyak terjadi penindasan-penindasan terhadap masyarakat.

Akhirnya terjadi di Eropa sebuah gerakan, gerakan zaman baru, zaman rasional. Dimana mereka kemudian memusuhi agama. Muncul satu gerakan yang  disebut gerakan antiklerikalisme. Orang-orang eropa jadi benci kepada tokoh-tokoh agama. Jadi sederhana faktornya, ketika agama berkuasa maka rakyat tidak aman. Paus dan pendeta bersekutu dengan penguasa-penguasa dzalim yang menindas rakyat. Ilmuwan-ilmuwan juga dimusuhi dan dibunuh secara kejam.

Nah, dari sini muncul tokoh seperti Martin Luther yang melakukan gerakan reformasi terhadap gereja. Lebih jauh lagi kemudian muncul gerakan sekuler. Gerakan anti agama. Mereka ingin membuang agama dari kehidupan. Bahkan pada saat revolusi Perancis (1789) banyak pendeta yang dibunuh.

Gerakan revolusi di Eropa salah satunya dimotori oleh Freemasonry. Fremasonry didirikan di Inggris tahun 1717. Freemasonry punya misi dengan semboyan “Liberty, Egality, Pretenity” (Kebebasan, Keseteraan, Persaudaraan). Kebebasan disini adalah bebas dari agama. Maka sejak itu masyarakat Eropa tidak mau diatur agama lagi. Agama bagi mereka telah membuat mereka mundur terbelakang. Maka setelah renaisance mereka mulai bangkit. Renaisance artinya lahir kembali. Setelah melepas agama, mereka merasa terlahir kembali.

Di Amerika sangat mengedepankan semboyan-semboyan freedom (bebas). Bebas dari agama. Contoh simbol kebebasan mereka adalah adanya patung Liberty. Inilah yang melatar belakangi munculnya gerakan-gerakan liberal. Bebas dari aturan agama. Freemasonry juga yang memotori gerakan revolusi di Amerika tahun 1776. Tokohnya adalah Goerge Washington dan Thomas Jeperson.

Masuknya Gerakan Liberal Ke Indonesia

Freemanson akhirnya masuk ke Indonesia tahun 1764 (sebelum revolusi Amerika) dibawa orang-orang Belanda. Dimana orang-orang Belanda ini banyak yang menganut Kristen Protestan yang menentang Kristen Katolik. Mereka ingin menanamkan nilai-nilai kebebasan seperti yang telah mereka anut di barat yaitu peradaban anti agama yang maju dan modern. Jadi inilah gerakan liberal. Gerakan dimana mengganti agama dengan nilai-nilai baru yang bukan berasal dari agama.

Sebenarnya persoalan agama di Eropa bukan hanya dihadapi Islam. Tapi juga agama Kristen. Barat yang menganggap agama sebagai urusan personal menyebabkan berkurangnya penganut agama Kristen di sana. Gereja-gereja sepi bahkan banyak yang berubah menjadi bar atau tempat shoping.

Contoh kasus yang banyak dilakukan kaum liberal ini adalah mengenai maraknya homoseksual. Padahal di dalam bibel sendiri pelaku homo ini dilarang dan mendapat hukuman yang berat. Pelaku homo dan lesbi, di dalam bibel, dihukum mati. Tapi pada tahun 2003 sudah ada homo yang menduduki jabatan sebagai Uskup di Amerika. Gereja homo sekarang berkembang di Amerika dan Inggris.

Dalam ajaran Yahudi juga sama, kaum homo itu dihukum mati. Namun sekarang banyak sinagog yang menggunakan istilah Sinagog Liberal. Sinagog Liberal ini berbeda dengan sinagog pada umumnya. Punya tempat dan ritual ibadah berbeda dan mereka juga sudah kawin sesama jenis (homo).

Gerakan homo seksual juga sudah marak di Indonesia. Mereka sudah tidak malu lagi menunjukan dirinya. Tampil di tv dan dengan bangga memproklamirkan bahwa mereka adalah kaum homo. Di UNAIR ada dosen homo dan sudah terang-terangan, kalau mengajar, mengatakan dirinya telah menikah dengan laki-laki (sesama jenis). Di UI juga ada dosen lesbi. Dia seorang doktor dan terang-terangan mendukung lesbian. Di UIN pun ada profesor yang mendukung homo dan lesbi namanya Prof. Musdah Mulia.

Di IAIN Semarang ada jurnal yang sering menulis tentang homo dan lesbi ini. Sejak tahun 2004 itu sudah ada laporan utama dengan tagline Indahnya Kawin Sesama Jenis. Tulisan-tulisan di jurnal tersebut sangat berbahaya karena menafsir ulang ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan ada buku berjudul Homoseksuality in Islam dimana bab pertamanya membahas tentang meliberalkan Qur’an. Mereka menggagagas Syariah Revolution,. Syariat islam itu direvolusi karena tidak ada syariah yang tetap (absolut). Syariah itu mengikuti jaman. Menurut mereka agama yang melarang homo adalah agama yang sudah ketinggalan jaman. Sebab melanggar HAM.

Berbagai Bentuk Liberalisme Di Dalam Islam

Jadi intinya, liberalisasi adalah gerakan menjadikan agama baik itu Kristen, Yahudi, maupun Islam sesuai dengan perkembangan jaman. Itu saja. Contoh lain misalnya, dalam syariat, mereka membolehkan kawin lintas agama.  Jadi ada banyak hal yang harus dibahas menyangkut liberalisasi ini. Misalnya menyangkut liberalisasi syariah. Mereka ingin mengganti ushul fiqh dengan hermeneutika.

Yang kedua adanya liberalisasi Al-Qur’an. Mereka coba menanamkan pemahaman bahwa Qur’an ini adalah produk budaya. Ada buku judulnya Metodologi Studi Alqur’an yang ditulis oleh tokoh liberal Ulil Absor dan doktor Muqsid Ghazali. Di dalam buku tersebut jelas tertulis, “Al-Qur’an ini sudah salah sejak awal”.  Bahkan Ulil menuliskan bahwa di dalam Qur’an ini ada ayat-ayat yang salah.

Yang paling serius adalah liberalisasi dari sisi akidah, yaitu munculnya paham pluralisme. Tokohnya adalah Nurcholis Majid (sudah meninggal). Paham pluralisme ini sudah mendapat fatwa haram dari MUI. Bahkan tahun 2005 Gereja Vatikan sudah mengeluarkan dekrit yang melarang paham pluralisme agama. Paham ini membenarkan semua agama.
Di beberapa perguruan tinggi banyak yang mengganti metode pendidikan agama yang dirintis para ulama jaman dulu. Sekarang banyak program studi lintas agama. Di IAIN Surabaya sudah sepuluh tahun kuliah lintas agama ini berlangsung. Bahkan ada program kuliah gratis untuk program doktor lintas agama. Ironisnya banyak ustad-ustad dari pesantren dan dosen-dosen agama yang kuliah di sana.

Kemudian munculnya pemahaman keseteraan Gender. Ini juga gerakan sistematis liberal yang bisa menghancurkan keluarga muslim. Karena mereka tidak menginginkan kepemimpinan laki-laki di dalam rumah tangga. Mereka ingin setara semua. Dan gender ini jadi program resmi pemerintah saat Gusdur jadi presiden. Dia mengeluarkan inpres tentang kesetaraan gender. Seluruh program pembangunan wajib berwawasan gender. Seluruh universitas harus ada pusat studi gender.

Khotimah

Jadi upaya meliberalkan Islam ini memang kenyataan yang harus kita hadapi. Gerakan ini masih ada dan terus bergerak. Tidak hanya dilakukan oleh non muslim tapi juga oleh pemuka-pemuka agama Islam itu sendiri. bagaimana kita menghadapinya? Perang melawan gerakan liberal adalah perang ilmu, perang dalil, kuat-kuatan strategi, kuat-kuatan argumen, dan kuat-kuatan akidah.

Jadi sekarang, kita harus terus meningkatkan pemahaman kita terhadap Islam yang benar. Jadikan serangan liberal ini sebagai cambuk agar kita bisa berbuat lebih baik lagi. Jadikan kenyataan adanya Islam Liberal ini sebagai cermin agar kita lebih serius mendalami ajaran Islam secara benar dan kaffah. Jika kita serius, yakinlah kita akan bisa menang melawan arus liberaslisme meskipun mereka punya sokongan dana dan kekuatan yang besar.

Penceramah: Ust. Adian Husaini
Ditulis Oleh Rahmat HM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ada yang mau berpendapat?