19 Mei 2011

Harga Waktu Seorang Ayah

Seperti malam-malam sebelumnya sebut saja Heri, kepala cabang sebuah perusahaan swasta terkemuka. Tidak seperti biasanya, saat ia tiba di rumahnya jam 09.00 malam, Bunga putri pertamanya yang baru duduk di kels 1 SD, yang membukakan pintu untuknya Ia pun nampaknya sudah menunggu cukup lama. 

”Koq belum tidur sayang?” sapa heri sambil mencium anaknya, karena biasanya putri satu-satunya ini sudah lelap ketika dirinya pulang. Dan baru bangun ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari. Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, bunga menjawab. 

”Aku sengaja menunggu ayah pulang, karena Bunga ingin tanya berapa sih gaji ayah sebulan?” tanya Bunga 

”Lho tumben, koq nanya gaji ayah? Mau minta uang lagi ya?” Ujar Heri sambil tersenyum. 

”Ah enggak koq, Bunga pengen tau aja” Jawab si kecil 

”Nah sekarang Bunga boleh hitung sendiri, setiap hari ayah berkerja sekitar 10 jam dan di gaji sekitar 400 ribu rupiah perharinya dan setiap bulannya rata-rata dihitung 25 hari bekerja, jadi gaji ayah dalam satu bulan berapa? Ayo, kamu tebak..?”

Bunga berlari mengambil pensil dan kertas menuju meja belajarnya, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Heri beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Bunga berlari mengikutinya. 

”Kalo 1 hari ayah dibayar 400 ribu rupiah berati setiap jamnya ayah digaji 40 ribu rupiah?” Kata Bunga. 

”Waah, anak ayah betul-betul pinter! Ya udah, sekarang Bunga cuci kaki dan langsung bobo ya?” perintah sang ayah. 

Tetapi Bunga tidak beranjak, dan diam sejenak, kemudian Bunga pun kembali bertanya, ”Ayah, Bunga boleh pinjam uang 5 ribu gak?” 

”Ah sudah Bunga, kamu gak usah macam-macam lagi ya..? buat apa sih minta uang malam-malam begini, ayah kan capek Bunga, ayah mau mandi dulu ya? Sekarang kamu tidur..” Perintah Heri 

”Tapi ayah....” 

Namun sepertinya kesabaran Heri pun habis. “Ayah bilang tidur Bunga..!” bentak Heri mengejutkan Bunga. 

Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Seusai mandi Heri nampaknya menyesali tindakannya tadi, ia pun menengok Bunga ke kamar tidurnya. Ternyata anak kesayangannya itu belum tidur. Malah terisak-isak pelan sambil matanya berkaca-kaca sambil memegang uang 15 ribu ditangannya. Heri pun kemudian duduk di samping Bunga sambil mengelus kepala bocah kecil kesayangannya itu dan berkata, ”Bunga maafkan ayah ya Nak! Ayah sayang sama Bunga, tapi buat apa sih minta uang 5 ribu malam-malam begini? Kalo mau beli mainan, besok kan masih bisa. Jangankan 5 ribu rupiah, lebih dari itupun akan ayah kasih..” 

Mendengar hal itu Bunga memandang wajah ayahnya dan berkata, “Ayah, bunga gak minta uang sama ayah, Bunga hanya mau pinjam, nanti Bunga akan ganti setelah nabung lagi dari uang sisihan jajan Bunga selama seminggu ini” 

”Iya ayah ngerti, tapi buat apa Bunga?” Tanya Heri lembut. 

”Bunga menunggu ayah dari jam delapan, bunga mau mengajak ayah main ular tangga, 30 menit saja” 

”Ibu sering bilang, kalo waktu ayah itu sangat berharga, jadi Bunga mau membeli waktu ayah. Ketika bunga buka tabungan. Ternyata ada 15 ribu rupiah” 

”Tapi karena ayah bilang satu jam ayah dibayar 40 ribu rupiah, maka setengah jamnya ayah dibayar 20 ribu rupiah. Sedangkan tabungan Bunga kurang 5 ribu rupiah, makanya Bunga mau pinjam dari Ayah” Kata Bunga polos. 

Mendengar keterangan anaknya itu, Heri pun terdiam dan kehilangan kata-kata. Lalu dipeluknya bocah kecil itu erat-erat. Dan di dalam angan-angannya ingin sekali ia menemani anaknya itu bermain ular tangga sampai pagi. 

1 komentar:

  1. jadi menangis saya membaca ceritanya.Bunga anak kecil yg polos itu ingin membeli waktu ayahnya karena ingin bermain dengan ayahnya.dengan begitu polosnya sang anak berbicara kepada ayahnya" aku ingin membeli waktu ayah supaya bisa bermain dengan ayah" sungguh sangat terharu saya dengan ucapan anak tersebut

    BalasHapus

Ada yang mau berpendapat?